Dilengkapi Ekskalator, Inilah Wajah Baru Jembatan Penghubung Dua Sisi Stasiun Malang

Jembatan penghubung Stasiun Malang
Jembatan penghubung Stasiun Malang

Sejak diresmikan beberapa bulan lalu, bangunan baru Stasiun Malang semakin lengkap dengan berbagai fasilitas.

Salah satunya adalah jembatan penghubung yang menyatukan dua sisi Stasiun Malang. Jembatan ini berdiri megah dengan desain kekinian. Salah satunya adalah adanya ekskalator yang bisa digunakan penumpang untuk berpindah dari satu sisi stasiun ke sisi stasiun lainnya. Lalu, bagaimana penampakan dari penghubung stasiun ini?

Dua Sisi Stasiun Malang

Sebelum pembangunan besar-besaran, hanya ada satu sisi Stasiun Malang yang beroperasi. Sisi ini berada di Jalan Trunojoyo yang tak jauh dari Balaikota Malang. Dulu, semua kedatangan dan keberangkatan kereta dilakukan di sisi ini. Mulai dari kereta lokal ekonomi, kereta ekonomi jarak jauh, dan kereta kelas eksekutif.

Jembatan penghubung Stasiun Malang
Pembangunan sisi timur Stasiun Malang masih dilakukan

Akibatnya, calon penumpang kerap menumpuk di halaman stasiun. Terlebih, jika musim mudik dan liburan panjang tiba, banyak pengunjung yang sampai harus duduk di pinggir jalan. Pihak stasiun sebenarnya sudah pernah memisahkan ruang keberangkatan bagi kereta kelas eksekutif dan ekonomi. Namun, tetap saja jumlah penumpang yang naik maupun turun dari Kota Malang tidak bisa tertampung dengan maksimal. Apalagi, banyak tukang becak, ojek, dan beberapa pedagang yang mangkal di depan stasiun. 

Baca juga: Berasa Kereta Pribadi di Dalam KRD Sidoarjo-Indro

Kondisi ini tentu tidak efektif bagi perjalanan kereta api. Untuk itulah, pada 2020 kemarin, pemerintah membangun sisi timur Stasiun Malang yang dulunya lahan kosong. Daripada tidak terpakai, lahan yang luas tersebut digunakan sebagai tempat keberangkatan kereta api jarak jauh. Akhirnya, sejak pertengahan 2021 ini, sisi timur Stasiun Malang mulai dioperasikan.

Akses Menuju Sisi Timur Stasiun Malang

Mengingat sisi timur Stasiun Malang merupakan bekas lahan kosong, maka akses dari dan ke sisi tersebut belum tersedia. Memotong jalan di atas rel juga buka pilihan tepat karena peron di Stasiun Malang cukup tinggi. Tidak bisa dibayangkan penumpang dengan barang bawaan banyak harus naik dan bersusah payah dengan bawaan mereka. Makanya, akses yang mudah dan nyaman sangat dibutuhkan.

Baca juga: Pengalaman Melakukan Tes GeNose di Stasiun Malang Kotabaru

Di samping itu, lorong bawah tanah yang sudah ada sejak zaman penjajahan juga tidak bisa diandalkan. Lorong ini menghubungkan empat sisi peron di Stasiun Malang yang biasanya digunakan penumpang untuk berpindah peron. Jika sedang hujan, lorong bawah tanah ini selalu tergenang air. Penumpang pun harus berputar cukup jauh untuk beprindah peron. Alhasil, waktu tempuh penumpang juga jauh lebih lama.

Jembatan penghubung Stasiun Malang
Tak perlu lagi naik tangga

Penggunaan lorong bawah tanah juga tidak efektif lantaran jumlah anak tangga yang digunakan cukup banyak. Penumpang lansia akan kesulitan mengakses lorong ini. Belum lagi penumpang diasbilitas yang sangat perlu akses mudah untuk naik dan turun dari kereta api.

Jembatan Penghubung dengan Ekskalator

Untungnya, PT KAI sangat mengerti kebutuhan penumpang. Mereka menyediakan jembatan penghubung dua sisi Stasiun Malang ini agar penumpang lebih mudah untuk berpindah. Tidak hanya menghubungkan dua sisi stasiun, jembatan ini juga menghubungan empat peron utama di Stasiun Malang.

Jembatan penghubung Stasiun Malang
Disambut dengan hujan syahdu di Malang

Penumpang yang baru turun dari peron 2,3, atau 4 yang jauh dari pintu keluar pun bisa memanfaatkan jembatan ini. Meski harus berjalan kaki dulu ke sisi selatan, tetapi hal itu jauh lebih baik dibandingkan harus naik dan turun lorong bawah tanah. Lebih nyaman jika dibandingkan dengan berputar untuk menuju pintu keluar.

Jembatan penghubung Stasiun Malang
Petugas siap memberikan informasi.

Jembatan ini dihubungan dengan ekskalator yang cukup landai. Di tiap sisi jembatan, ada petugas stasiun yang mengarahkan penumpang jika kesulitan untuk mengakses tujuan yang diinginkan. Mereka berjaga dan siap sedia jika penumpang kebingungan harus menuju jalur atau peron mana.

Baca juga: Utak-atik Kode Kursi Asyik Kereta Api Kelas Ekonomi

Waktu berpindah peron pun jadi lebih efektif. Sambil menunggu ekskalator naik atau turun, penumpang bisa mengecek kembali posisi tempat duduk di dalam kereta api. Mereka juga bisa membalasa pesan atau memainkan ponsel tanpa takut terantuk tangga.

Pemandangan Keren dari Atas Jembatan

Keunggulan lain dari jembatan penghubung dua sisi Stasiun Malang ini adalah pemandangan indah yang bisa disaksikan. Pemandangan ini tentu tak akan didapat jika menggunakan lorong bawah tanah. Penumpang bisa melihat rangkaian kereta api yang sedang menaikturunkan penumpang atau sedang langsir. 

Jembatan penghubung Stasiun Malang
Dua kereta lokal Penataran sedang berhenti.

Lansekap Kota Malang dengan jalur kereta yang menghiasinya juga bisa dipandang dengan asyik. Pemandangan yang menurut saya paling indah adalah di bagian utara. Kita bisa melihat banyak sekali jalur kereta yang bercabang beserta rumah sinyal yang menaunginya. Kalau cuaca tidak mendung, dari sisi utara ini juga bisa didapatkan pemandangan Gunung Arjuno.

Jembatan penghubung Stasiun Malang
Jalur di sisi utara Stasiun Malang

Walau demikian, pemandangan di sisi selatan juga tak kalah apik. Jajaran perumahan dan jalan raya menjadi teman setia yang bisa dijadikan kenangan saat tiba di Malang. Sisi selatan dari Stasiun Malang ini memang menuju kea rah Kampung Warna-Warni Jodipan.

Jembatan penghubung Stasiun Malang
Suasana di atas jembatan

Banyak penumpang yang sejenak mengabadikan momen istimewa di jembatan penghubung dua sisi Stasiun Malang ini. Pihak stasiun juga mempercantik tampilan jembatan dengan berbagai bunga yang indah. Ciri khas Kota Malang sebagai Kota Bunga ditampilkan cukup apik di jembatan ini. Kebersihan di area jembatan ini juga masih sangat terjaga.

Konektivitas Antar Moda Belum Maksimal

Walau sudah dilengkapi dengan jembatan penghubung dua sisinya, tetap saja Stasiun Malang belum memiliki konektivitas antar moda transportasi yang mumpuni. Pada bagian timur, belum ada satu pun angkutan umum yang melintas karena tidak ada trayek di sana. Sedangkan, pada bagian barat yang berdekatan dengan Balaikota Malang, ada beberapa angkot yang masih beroperasi hingga sekarang.

Baca juga: Akhirnya Keturutan Naik Trans Jateng Kutoarjo-Borobudur

Ada angkot MM (Mulyorejo-Madyopuro) yang menuju arah Sawojajar, MOG, Mergan, dan Bandulan. Ada angkot ABG yang menuju kawasan Soekarno-Hatta, angkot GA (Gadang Arjosari), AMG (Arjosari-Mergosono-Gadang), dan ADL (Arjosari – Dinoyo – Landungsari).

Jembatan penghubung Stasiun Malang
Pintu keluar menuju arah Balaikota Malang

Sayangnya, rute angkot tersebut belum terpasang di area stasiun terlebih di jembatan penghubung ini. Padahal, jika informasi tersebut dipasang di tempat yang jelas, penumpang yang baru turun bisa memiliki gambaran transportasi umum mana yang akan mereka gunakan. Daripada menggantungkan kepada transportasi online, lebih baik transportasi umum tersebut lebih diberi banyak tempat.

Sebenarnya, saya ingin sekali ada angkutan BRT di Malang dan melewati Stasiun Malang ini. BRT ini bisa melewati sisi timur Stasiun Malang yang memang belum ada angkutan umumnya. Nantinya, angkot yang berada di sisi barat bisa menjadi feeder dari BRT ini. Jadi, penumpang mendapatkan banyak opsi untuk memilih transportasi mana yang akan mereka gunakan.

Jembatan penghubung Stasiun Malang
Penumpang belum banyak mendapat opsi transportasi umum

Penampakan cantik dan fasilitas nyaman dari jembatan penghubung sudah menjadi modal yang bagus bagi penataan transportasi di Malang. Saya sendiri sampai hampir menitikkan air mata karena di kota sendiri bisa mendapatkan fasilitas transportasi umum dengan kualitas yang sangat baik dan mirip seperti di luar negeri. Biasanya, saya harus melepas sepatu ketika memasuki lorong bawah tanah untuk berpindah peron.

Semoga saja, konektivitas antar moda transportasi ini bisa benar-benar terwujud. Apalagi, menurut kabar burung yang beredar akan dibangun LRT dan kereta gantung dari Malang sampai Kota Batu. Entah benar atau tidak, yang jelas sarana pendukung transportasi umum sangat dibutuhkan saat ini.

      

5 Comments

  1. Wow! hebat nya tu ..follow blog anda ya

    ReplyDelete
  2. Nah interkoneksi antarmoda itu harus segera ya, Mas.
    Kalo eskalator dan jembatan mestinya sejak dulu, tapi lebih baik terlambat daripada.... :)

    ReplyDelete
  3. Wah keren banget ini mas, kayak bandara aja ada eskalator. PT KAI makin mantap emang sekarang.

    ReplyDelete
  4. lokasi yang cantik untuk ambil gambar

    ReplyDelete
  5. jembatan penghubungnya bukan main, selain terlihat bersih juga terlihat canggih dengan adanya ekskalator, keren dah jadinya

    ReplyDelete
Next Post Previous Post