Tumbuh dan Berkembang dengan Merawat Channel YouTube

Thumbnail You Tube

Hingga akhir 2021 kemarin, saya masih ogah-ogahan untuk menegmbangkan channel YouTube yang sudah saya buat.

Meski sudah banyak video yang saya unggah, tetapi saya belum begitu niat untuk menyunting dengan benar. Hanya sebagai dokumentasi pribadi agar memori yang sudah saya buat tidak hilang begitu saja. Agar nanti bisa diceritakan kepada anak cucu dan generasi selanjutnya.

Namun, tiba-tiba saya ingin mencoba untuk mengunggah video yang lebih tertata, lebih tersunting rapi, dengan sulih suara jelas. Alasannya, saya merasa lama-kelamaan video saya ditonton oleh banyak orang. Ada orang yang rela melakukan subscribe kepada channel saya.

Artinya, mereka percaya bahwa saya bisa memberikan informasi yang mereka butuhkan. Jika demikian, maka saya harus melayani mereka dengan sebaik-baiknya. Saya berpikir, sebenarnya, tidak saja abdi negara alias PNS saja yang melayani masyarakat. YouTuber dan pembuat konten lain, termasuk blog juga di dalamnya juga melayani masyarakat yang membutuhkan informasi. Mereka tidak sekadar mencari cuan dengan konten yang mereka buat tetapi juga memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.

Mulai Menyunting Video dengan Baik

Atas alasan itu, sejak akhir 2021, tepatnya bulan Desember, saya mulai menyunting video YouTube saya dengan baik. Meski belum sempurna, tetapi paling tidak lebih baik daripada video sebelumnya yang asal saya unggah. Asal tayang dan tidak peduli apakah penonton paham atau menikmati video yang saya unggah.

Baca juga: Mengenali GRIT Agar Lebih Baik

Ada beberapa patokan yang saya lakukan ketika mengembangkan channel YouTube, Pertama, saya mencari video apa yang kini dibutuhkan oleh para pemirsa. Ternyata, setelah saya melihat beberapa video yang saya unggah, ada beberapa video yang sangat dibutuhkan oleh para viewers. Video yang begitu dibutuhkan adalah video mengenai transportasi umum terutama Suroboyo Bus.

Konsisten menjawab pertanyaan subscriber jadi modal penting.

Ada sebuah video yang belum saya sunting dengan maksimal mengenai Suroboyo Bus ternyata banyak ditonton oleh pemirsa. Ada pula pertanyaan mengenai berbagai hal seputar Suroboyo Bus ditanyakan. Saya pun menjawab pertanyaan tersebut sebisa saya. Lalu, saya mencoba membuat video Suroboyo Bus lainnya dan ternyata responnya cukup positif.

Kebanyakan, para penonton mencari rute Suroboyo Bus dari suatu tempat ke tempat lain. Mereka tidak paham harus naik dari halte mana dan harus turun di mana. Tidak hanya itu, mereka juga banyak yang belum mengetahui bagaimana cara membayar tiket Suroboyo Bus. Walau informasi tersebut sudah ada pada media sosial Suroboyo Bus, tetapi dengan melihat pengalaman langsung melalui video, masyarakat akan lebih paham dan yakin untuk mau naik kendaraan umum.

Konten Suroboyo Bus Menambah Jumlah Viewers dan Subsriber

Ceruk inilah yang coba saya gali untuk mengembangkan YouTube. Puncaknya, ketika Trans Semanggi Suroboyo hadir pada Februari 2022, saya menjadi YouTuber pertama yang mengunggah video Trans Semanggi. Lengkap dengan cara pembayaran, rute, spesifikasi armada, dan beberapa informasi lainnya.

Respon yang saya terima sungguh di luar dugaan. Banyak sekali komentar yang datang. Jumlah viewers video saya meningkat drastis demikian pula subsricbernya. Dari beberapa pertanyaan yang muncul, terutama seputar rute, akhirnya saya memutuskan untuk membuat video dengan memecah rute. Baik Suroboyo Bus dan Trans Semanggi.

Baca juga: Enam Cara untuk Menghasilkan Uang di Kompasiana

Termasuk di dalamnya adalah video informasi mengenai halte-halte transit antara Suroboyo Bus dan Trans Semanggi. Banyak sekali pertanyaan yang saya dapatkan dari para pemirsa yang masih ragu dan belum paham di manakah mereka harus transit. Lagi-lagi, ceruk inilah yang saya ambil untuk mengembangkan channel YouTube. Ketika ada waktu luang, saya pun menguatkan diri naik Trans Semanggi dan Suroboyo Bus terutama pada halte-halte transit. Informasi ini saya ulang berkali-kali agar masyarakat jelas dengan video yang saya unggah.

Patokan kedua adalah suara video yang saya unggah dengan jelas, Saya mengulang berkali-kali rekaman suara saya karena saat pengambilan video, saya tidak melakukan perekaman. Saya tidak ingin kelihatan seperti YouTuber pada umumnya dan berkamuflase seperti penumpang biasa. Suara yang jelas menjadi patokan penting agar masyarakat paham paparan yang saya berikan. 

Lama-lama jadi Costumer Service-nya Suroboyo Bus

 

Patokan selanjutnya adalah mengenai durasi video yang tidak terlalu panjang atau pendek. Biasanya. Saya batasi maksimal video yang saya unggah adalah 25 menit. Itupun jarang sekali. Rata-rata, maksimal video yang saya unggah adalah 15 menit dan minimal 5 menit.

Patokan yang juga penting adalah untuk konten selanjutnya biasanya saya mencari pertanyaan dari viewers yang belum ada pada video. Semisal, ada rute Suroboyo Bus yang tidak bisa dijangkau karena penumpang sulit menyeberang. Maka, saya mencoba mencari cara yang bisa dilakukan oleh para penumpang Suroboyo Bus agar bisa menunggu bus dengan aman dan nyaman.

Baca juga: Investasi Sederhana dari Sebuah Blog 

Perlahan tapi pasti, channel saya mulau berkembang lebih jauh lagi. Ceruk lainnya adalah konten mengenai bagaimana cara menuju beberapa tempat penting di Surabaya seperti stasiun, mall, dan rumah sakit menggunakan Suroboyo Bus dan Trans Semanggi.

Selama ini, saya melihat YouTuber yang sudah mengunggah video mengenai Suroboyo Bus tidak menjelaskan hal tersebut. Kebanyakan, mereka menampilkan hal-hal yang menyenangkan dari perjalanan. Namun, berbagai hal yang tidak menyenangkan, seperti berjalan kaki jauh, kepanasan, menunggu di halte yang kurang layak tidak dipaparkan. Padahal, visualisasi ini penting agar masyarakat tahu kondisi di lapangan yang sebenarnya serta bisa menyiapkasn fisik maupun mental sebelum naik Suroboyo Bus dan Trans Semanggi.

Buat Konten Maksimal, Tapi Tidak Ngoyo

Meski senang dan semangat mengembangkan channel tetapi saya tidak mau terlalu ngoyo mengejar jumlah subscriber dan jam tayang. Saya beralasan ketika konten kita benar-benar dibutuhkan dan disukai oleh masyarakat, dengan sendirinya mereka akan melakukan subscribe dan menonton video kita sampai habis.

Makanya, saya bahagia sekali mereka yang sudah terbantu dengan video saya melakukan subscribe dengan ikhlas. Jadi, saya meyakini simbiosis mutualisme ini sangat penting. Saya butuh dukungan subscribe dan jam tayang sementara mereka membutuhkan informasi dari video saya.

Saya semakin semangat mengembangkan channel YouTube terutama ketika banyak pertanyaan seputar rute ke rumah sakit di Surabaya. Kebanyakan dari mereka yang bertanya adalah para calon penumpang Suroboyo Bus yang datang dari luar kota dan baru pertama kali naik. Bisa jadi, mereka memiliki keterbatasan biaya sehingga mencari cara yang murah menuju rumah sakit.

Konten menuju stasiun banyak diminati.

Selain konten Suroboyo Bus, saya juga mencoba untuk mengembangan konten BRT lain seperti Trans Semarang, Batik Solo Trans, Trans Banyumas, dan Trans Jogja. Walau belum seramai konten Suroboyo Bus, tetapi ada juga pemirsa yang membutuhkan informasi mengenai rute pada BRT tersebut. Jadi, saya berksimpulan bahwa konten mengenai transportasi umum adalah konten yang dibuthkan oleh masyarakat.

Saya sangat terbantu ketika ada portal besar yang mengunggah kembali video saya. Terutama, mengenai kondisi di lapangan yang perlu segera perbaikan. Konten YouTube saya pun akhirnya bisa menjadi kritik dan masukan bagi pemerintah dan operator transportasi umum. Semoga saja dengan kehadiran konten yang saya unggah bisa membuat pelayanan transportasi umum lebih baik lagi.

Tantangan yang saya hadapi adalah waktu. Ada adagium yang menyatakan bahwa ketika membangun channel You Tube, maka blog akan tidak terurus. Saya ingin menjadikan ini sebagai tantangan. Artinya, nge-Youtube iya, ngeblog masih jalan terus. Sayang jika blog yang sudah saya bangun lama malah terbengkalai gara-gara asyik membuat konten You Tube. Makanya, saya membuat konten You Tube yang juga bisa saya sisipkan pada blog. Agar terintegrasi layaknya sistem transportasi berkelanjutan.

Jadi, jangan lupa tonton video saya ya.  

12 Comments

  1. Saya dulu pernah buat channel youtube dan mentok. Menurut saya yang paling utama di atas itu semua adalah konsisten 😁

    ReplyDelete
  2. Konsisten emang jadi masalah utama sih, padahal saat jalan-jalan udah buat potongan video, tapi menyuntingnya belum juga tergerak. Ntah lah 🥺

    ReplyDelete
  3. Tetap semangat buat ngeblog dan juga ngeyutub mas.

    Ternyata banyak juga pengunjung yang ingin tahu masalah bus Suroboyo dsb ya mas. Mungkin banyak yang ingin naik kendaraan tersebut tapi masih ragu jadi cari informasi di YouTube

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas makanya bisa jadi ceruk buat cari viewers

      Delete
  4. Semangat mas, memang kuncinya konsisten. Mudah-mudahan segera bisa dimonetisasi.

    ReplyDelete
  5. Keren banget nih Mas, saya sebenarnya juga pengen ngelola channel Youtube, tapi memang saya kurang suka edit video hahaha.
    Sementara tetap fokus di blog dan sesekali IG sih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya juga dulu males mbak tapi lama lama lumayan menikmati si meski belum pro banget hahahaa

      Delete
  6. kalau mas Ikrom konsistenn pastinya
    aku sampe mikir lho, wahhh gimana ngeditnya ditengah-tengah kesibukan yang lain
    tapi kalau ada niat atau usaha, pasti apapun akan dilakukan untuk subscriber
    pas aku tau ada info bakalan tayang video baru aja udah mikir "wowww", bener bener kayak terjadwal gitu

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku sounding mau tidur mbak
      habis subuh baru edit tulisan
      siang bikin thumbnail dan sore upload wkkw

      Delete
Next Post Previous Post