Naik Trans Jateng ke Api Abadi Mrapen Grobogan

Api Abadi Mrapen Grobogan naik Trans Jateng
Api Abadi Mrapen Grobogan

Api Abadi Mrapen menjadi salah satu destinasi wisata andalan Kabupaten Grobogan.

Wisata ini menjadi khas karena terdapat sumber nyala api yang terus menyala setiap hari. Nyala api yang ada di Api Abadi Mrapen sering digunakan sebagai api obor berbagai kegiatan olahraga. Mulai dari Pekan Olahraga Nasional (PON) hingga Asian Games.

Nah, saya penasaran sekali dengan Api Abadi Mrapen ini. Sejak mengikuti rangkaian Touch Relay Asian Games 2018 lalu, saya selalu bertanya apakah memang benar apinya terus menyala? Bagaimana jika hujan atau ada angin kencang? Apakah apinya akan padam?

Untuk membuktikan pertayaan saya, maka saya pun datang ke Kota Semarang. Wisata Api Abadi Mrapen ini sudah menjadi bidikan saya untuk saya datangi. Terlebih, ternyata untuk mengunjungi Api Abadi Mrapen kita bisa menggunakan bus Trans Jateng koridor 3 jurusan Penggaron – Gubug. Tentu, saya bisa berhemat banyak agar bisa mengetahui lebih jelas mengenai nyala api di sana.

Naik Trans Jateng Koridor 3

Dari Kota Semarang, saya pun naik Trans Semarang dulu tujuan Terminal Penggaron. Ada beberapa cara untuk menuju Terminal Penggaron. Cara utama adalah dengan naik Trans Semarang koridor 1 dari beberapa halte besar seperti Balaikota, Simpang Lima, dan Udinus. Jika dari arah selatan, kita bisa naik Feeder koridor 3 dari Terminal Banyumanik dan akan langsung menuju Terminal Penggaron.

Baca juga: Tata Cara Naik Feeder Trans Semarang

Nah sesampainya di Terminal Penggaron, kita bisa oper Trans Jateng tujuan ke arah Godong dan Gubug. Dua daerah ini berada di wilayah Kabupaten Grobogan dan menjadi salah satu kantong wilayah Semarang Raya. Jadwal bus Trans Jateng ini berangkat setiap 10-20 menit sekali tergantung waktu kita berangkat. Jika saat jam sibuk, maka waktu tunggu akan jauh lebih cepat.

Api Abadi Mrapen Grobogan naik Trans Jateng
Bus Trans Jateng di Terminal Penggaron

Letak Halte Trans Jateng ini tidak jauh dari Halte Trans Semarang. Kita tinggal jalan kaki saja menuju deretan bus Trans Jateng. Nanti akana da petugas yang memandu. Harga tiketnya sendiri adalah 4.000 rupiah untuk umum dan 2.000 rupiah untuk pelajar, veteran, dan buruh.

Bus Trans Jateng koridor 3 ini melewati daerah industri penting di sekitar Semarang, Demak, dan Grobogan. Makanya, para buruh di sekitar wilayah ini memanfaatkan bus Trans Jateng untuk pergi dan pulang kerja. Mereka bisa berhemat banyak dengan naik Trans Jateng. Salah satu pabrik yang dilewati oleh Trans Jateng ini adalah PT SAI Apparel. Pabrik yang sempat viral di media sosial karena tidak membayar uang lembur karyawannya ini juga berada di jalur yang dilewati Trans Jateng. Bahkan, ada sebuah halte yang disinggahi oleh bus ini dan kerap digunakan oleh para karyawan yang ada di sana.

Api Abadi Mrapen Grobogan naik Trans Jateng
Suasana jalanan Grobogan
 

Setelah melewati kawasan industri di sekitar Demak dan Grobogan, bus kemudian menuju daerah Gubug. Di sini, ada sebuah terminal tempat singgah bus sementara. Penumpang yang naik dan turun di terminal ini cukup banyak. Selanjutnya, bus menuju daerah Godong sebagai  pemberhentian terakhir.

Sepanjang perjalanan, bus yang saya tumpangi kerap berpapasan dengan bus Trans Jateng dari arah sebaliknya. Makanya, headway atau tunggu bus ini tidak terlalu lama. Inilah yang menyebabkan bus selalu penuh terutama saat liburan dan akhir pekan. Masyarakat Jawa Tengah memang masih gemar menggunakan transportasi umum ditambah dengan kemudahan mendapatkan akses atas layanan  ini.

Api Abadi Mrapen Grobogan naik Trans Jateng
Halte Trans Jateng SMAN 1 Godong

Jalan Kaki ke Api Abadi Mrapen

Saya turun di Halte SMA Negeri 1 Godong. Tempat ini menjadi pemberhentian Trans Jateng jika menuju ke Api Abadi Mrapen. Nanti, kita tinggal jalan kaki sekitar 400 meter untuk menuju lokasi wisatanya. Nah, yang unik di sini adalah ternyata di seberang jalan dari sekolah ini sudah masuk wilayah Kabupaten Demak. Padahal, sekolah ini masuk wilayah Kabupaten Grobogan. Makanya, ketika saya berjalan, kok ada foto Bupati Demak di sisi kanan jalan sedangkan ada foto Bupati Grobogan di kiri jalan?

Api Abadi Mrapen Grobogan naik Trans Jateng
Lewat pingir sawah dulu

Jarak jalan kaki dari Halte Trans Jateng ke Api Abadi Mrapen tidak jauh. Saya tinggal melewati tumah penduduk dan tepi sawah. Taj uah dari situ, tampak pintu masuk wisata yang sudah dijaga oleh seorang pria. Saya pun masuk dan membayar tiket seharga 2.500 rupiah. Harga tiket ini sangat murah sehingga total biaya perjalanan saya dari Semarang ke tempat ini PP adalah 17.500 rupiah. Rinciannya adalah sebagai berikut:

Tiket Trans Semarang PP nontunai 7.000

Tiket Trans Jateng PP tunai 8.000

Tiket Api Abadi Mrapen 2.500

Apinya Terus Menyala

Saya pun masuk dan disambut dengan genangan air yang cukup tinggi di sekitar pintu masuk. Rupanya hujan turun cukup deras semalaman. Beberapa pedagang makanan dan minuman tampak mulai membuka stannya. Beberapa diantara pedagang tersebut juga menjual oleh-oleh seperti kaos dan mainan anak-anak.

Baca juga: Apa Beda Trans Jogja dengan Teman Bus Jogja?

Saya langsung menuju tempat api yang terlihat berada di sebuah tungku dengan ceceran abu dan bekas kayu bakar. Ternyata, apinya masih menyala. Saya makin heran padahal kemarinnya kan hujan deras. Kok tidak mati?

Saya pun mencoba membuktikan apakah nyala apinya benar-benar masih ada atau tidak. Saya pun melempar kertas yang sudah saya remas ke dalam tungku api. Sayang, lemparan saya tidak tepat sasaran. Malah, kertas yang saya lemparkan jatuh di pinggir tungku. Ketika saya coba untuk mengambilnya, tangan saya langsung terasa panas. Wah benar memang, apinya terus menyala.

Saya mencoba lagi dengan remasan kertas yang lebih besar. Akhirnya lemparan saya tepat mengenai pusat semburan api. Tampak nyala api yang merah kebiruan menyala terang begitu kertas yang saya jatuhkan mengenai pusat semburan api itu. Saya jadi ingat praktikum uji nyala api saat kuliah dulu.

Tiba-tiba saya ketagihan dan mencoba beberapa benda lain untuk saya lemparkan ke tungku. Kelihatan seperti anak kecil yang mendapat mainan baru saking girangnya. Untung saja saat itu saya menjadi satu-satunya pengunjung sehingga urat malu saya tidak putus. 

Baca juga: Beda Trans Semarang dengan Trans Jateng

Tak jauh dari tungku api, ada maskot Asian Games 2018 yang masih saya ingat. Mereka adalag Bhin-Bhin, Atung, dan Ika. Tiga nama yang jika dirangkai menjadi kalimat Bhinneka Tunggal Ika ini begitu ikonik dan bersejarah. Ada pula maskot Ganefo atau pesta olahraga negara dunia ketiga yang diselenggarakan saat Orde Lama dulu. Pokoknya, jika ada event olahraga besar maka Api Abadi Mrapen adalah jujugannya.

Api Abadi Mrapen Grobogan naik Trans Jateng
Maskot Asian Games

Kisah mitos tempat ini memang unik. Dulu sih katanya ada pengikut Sunan Kalijaga yang sedang mencari air ketika sudah berjalan jauh. Nah sesampainya di tempat ini, mereka mencari sumber mata air. Ternyata, bukan mata air yang mereka temukan malah sumber api yang menyala hingga kini. Meski, ada juga mata air di dekat sumber api ini yang diberi nama Sedang Dudo.

Api Abadi Mrapen Grobogan naik Trans Jateng
Sendang Dudo

Terlepas dari kisah mitos tersebut, tempat ini memang layak untuk dikunjungi. Kita bisa berelaksasi di sebuah pendapa yang di dekatnya dipenuhi pohon beringin. Udara segar yang berembus malah membuat saya semangat untuk tidur. Sayang saya masih ingat bahwa harus menuju ke tempat lain yang cukup jauh dari tempat tersebut.   

1 Comments


  1. Dulu sebelum ada asean para games api abadi mrapen sempat mati lho mas, selain api abadi, ada lagi keajaiban di Grobogan yaitu bledug kuwu

    djangki

    ReplyDelete
Next Post Previous Post