"National Costume" Miss Universe, Panggung Aspirasi Suatu Negeri

Miss Universe Canada 2019 mengenakan kostum nasional berbentuk ganja. - https://pageantcircle.com

Pergelaran Miss Universe bisa jadi telah mengalami penurunan dari berbagai sisi, terutama dari tata panggung.

Akan tetapi, suka atau tidak, ajang ini masih menjadi ajang nomor satu yang begitu ditunggu oleh pageant lover. Salah satu penilaian yang cukup dinanti adalah sesi kostum nasional atau natcos. Walau tidak dimasukkan dalam penilaian untuk menjaring ke babak selanjutnya, tetap saja sesi natcos menjadi hal yang ditunggu.

Selain melambangkan kebanggaan negara, sejak era IMG, sesi natcos menjadi ajang untuk menyuarakan aspirasi sebuah negara yang bertanding di dalam Miss Universe. Natcos tak hanya menggambarkan ciri khas suatu negara yang patut diketahui oleh banyak kalangan. Namun, natcos juga menjadi panggung untuk mengetahui bagaimana suatu negara bersikap atas sebuah isu.

Salah satu national costume yang cukup diperbincangkan adalah natcos Miss Universe Canada 2019. Sang wakil negara di utara AS tersebut mengenakan natcos dengan tema cannabis atau tanaman ganja. Wanita cantik bernama Alyssa Boston tampak asyik berlenggak-lenggok dengan motif daun ganja yang menutupi tubuhnya. Ia tersenyum simpul dan bangga dengan apa yang ia bawa.

Baca juga: 5 Kostum Nasional Indonesia Terbaik pada Kontes Kecantikan Internasional

Keputusan Kanada mengenakan kostum semacam itu memang beralasan. Pasalnya, negara tersebut adalah satu negara yang melegalkan ganja untuk berbagai kegiatan, semisal untuk hal medis.  Melalui natcos yang ditampilkan, Kanada ingin mengubah persepsi dunia bahwa jika digunakan untuk hal positif, ganja sebenarnya tidaklah masalah.

Tentu, posisi Kanada dalam mengkampanyekan pelegalan ganja pada natcos Miss Universe-nya cukup menarik perhatian. Lantaran, masih banyak negara yang melarang penggunaan ganja termasuk Indonesia sendiri. Penggunaan ganja dan pelegalannya di beberapa negara – terutama negara muslim – masih menuai pro dan kontra.

Lain halnya dengan Laos. Negara tanpa wilayah laut di ASEAN ini diwakili oleh Vichitta Phonevilay yang mengenakan kostum khas negaranya dengan gajah buatan sebagai kampanye utamanya, Vichitta membawa gajah berukuran raksasa dengan warna yang sama sesuai baju yang dikenakannya. Meski tubuh wanita itu amat kecil, ternyata ia mampu menggeret gajah berukuran super besar di atas panggung yang amat sempit.

Di tengah pertunjukannya, ia lantas membuka badan gajah tersebut dan memberikan pesan mengenai pentingnya menjaga Hutan Amazon. Pesan ini sebenarnya berlaku umum bagi hutan lainnya. Penggunaan gajah sebagai hewan yang menemani kostum nasionalnya selain merupakan hewan yang dilindungi di Laos, satwa tersebut juga menjadi tanda dari kelestarian sebuah hutan.

Baca juga: Daftar Provinsi yang Meraih Kemenangan Puteri Indonesia Terbanyak

Jika sebuah hutan masih terjaga dengan baik, maka keberadaan gajah pun akan tetap terjaga. Sebaliknya, jika hutan sudah rusak, maka satwa tersebut akan mulai punah. Gajah menjadi indikator kelestarian sebuah ekosistem hutan di samping satwa lain. Melalui natcos yang ditampilkan, Laos ingin memberikan pesan tersebut meski jika dilihat wakil mereka amat kepayahan menggotong gajah buatan berukuran raksasa di atas panggung Miss Universe.

Miss Universe Laos 2019 dan gajah yang jadi kostum nasional. - thestar.com.my


Panggung Miss Universe 2018 yang banyak dianggap sebagai panggung termegah ajang ini saat era IMG juga memberikan banyak sikap suatu negara atas sebuah isu. Salah satu negara yang cukup menarik perhatian adalah Inggris Raya (Great Britain). Wakil mereka kini berada dalam satu sash yang amat berbeda dengan awal penyelenggaraan Miss Universe. Sebelumnya, ada tiga wakil dari Inggris Raya dalam Miss Universe yakni Miss England, Miss Wales, dan Miss Scotland. 

Miss Universe Great Britain 2018 menunjukkan kotak dan surat suara yang menggambarkan Brexit, keputusan Inggris Raya keluar dari Uni Eropa. Penampilannya ini semakin mengukuhkan bahwa negaranya sudah siap lahir batin tidak lagi bergabung dalam organisasi regional tersebut. - https://tomandlorenzo.com

Dengan satu sash yang bisa dianggap cukup kuat, Miss Great Britain mengkampanyekan keputusan negara tersebut keluar dari Uni Eropa dalam natcos yang ia kenakan. Dee-Ann Kentish Rogers, sang wanita wakil dari Inggris Raya tersebut mengenakan kostum bertema ballout Brexit. Ia membawa kotak suara dan sebuah tulisan berbunyi:

Let’s finish what they started.

Meski apa yang ditampilkan Miss Great Britain ini cukup membuat tanya, yang jelas tulisan tersebut merepresentasikan sikap politik Inggris yang keluar dari Uni Eropa. Negara tersebut mengkampanyekan sudah saatnya menyudahi hubungan dalam satu Uni yang sudah terjalin selama bertahun-tahun. Dan lagi-lagi, melalui panggung Miss Universe, pandangan suatu negara bisa disampaikan.

Baca juga: Drama dan Catatan Miss Universe Era Donald Trump

Dalam konteks yang berbeda, Singapura menunjukkan sikap tentang perdamaian dunia melalui natcos dengan tema pertemuan antara Presiden AS kala itu Donald Trump bersama pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Zahra Khanum, wakil mereka di ajang ini mengenakan gaun berwarna putih dengan sayap di punggungnya. Ia juga mengenakan mahkota cantik di kepalanya. Saat sesi atraksi, wanita tersebut membuka rok bagian lainnya dan ternyata ada dua gambar tangan sedang bersalaman. Tangan pertama bergambar bendera AS sedangkan tangan kedua bergambar Korea Utara. Di bawah kedua tangan tersebut, ada landmark negara Singapura seperti Marina Bay dan lain sebagainya.

 

Miss Universe Singapore memamerkan gaun natcosnya. - www.tnp.sg
 

Melalui kostum ini, Singapura ingin mengkampanyekan kepada dunia bahwa negaranya adalah negara yang amat berjasa dalam perdamaian dunia. Meski kecil, Singapura ternyata dipilih menjadi tempat bertemunya dua orang yang sama-sama keras dan berpotensi melahirkan konflik. Dengan pesan dalam natcosnya, Singapura juga ingin mengatakan bahwa negara itu adalah jujugan umat manusia di dunia.

Pesan ini sebenarnya baik dalam kaitannya dengan perdamaian dunia. Akan tetapi, tetap saja kostum negara singa itu mendapat kritikan tajam. Lantaran, tidak menyimbolkan secara baik negara singa. Tidak hanya itu, kostum tersebut dinilai terlalu sederhana untuk ukuran negara yang amat kaya. Bandingkan saja dengan kostum negara kita yang dibawakan oleh Sonia dengan pernak-pernik burung cenderawasih. Atau, kostum negara Laos yang menjadi kostum terbaik dengan makhluk spiritual setengah manusia dan setengah burung.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Apakah pernah menyuarakan pandangan akan sebuah isu?

Ternyata pernah. Melalui Bunga Jelitha pada Miss Universe 2017, Indonesia mengkampanyekan mengenai perlindungan orangutan yang kini mulai terancam. Bunga tampil apik dengan kostum yang terbuat dari anyaman rotan tersebut. Lewat natcos Miss Universe, Indonesia ingin mengatakan bahwa kerusakan hutan terutama di Kalimantan sudah amat meresahkan dan amat mengancam habitat orangutan. Meski tidak menyandang kostum nasional terbaik, natcos yang dibawakan Bunga cukup menarik perhatian.

Bunga Jelitha membawakan baju dengan tema orangutan pada Miss Universe 2017. - yukepo.com

Nah, yang menarik untuk disimak adalah bagaimana natcos yang akan dibawakan oleh Ayuma nanti pada ajang Miss Universe 2020? Apakah ia akan mengenakan kostum yang sesuai dengan ciri khas bangsa Indonesia atau malah mengenakan sebuah kostum yang mengangkat sebuah isu? Atau bahkan gabungan dari keduanya. Ada unsur kekhasan Indonesia dan sebuah isu.

Kalau menurut saya, sebaiknya kostum yang ditampilkan simpel saja tetapi pesannya bermakna. Ini tak lepas dari pandemi yang sedang melanda. Kalau boleh usul, Ayuma bisa menampilkan pesan mengenai kesulitan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan usaha Pemerintah Indonesia bersama masyarakat Indonesia dalam menghadapi PJJ tersebut. Terutama, bagi mereka yang ada di pedalaman Indonesia. Pesan ini bagi saya cocok dengan advokasi senyum desa yang dibawa Ayuma tentang pendidikan di daerah terpencil. Entah apapun natcos yang dibawakan Ayuma nanti, kita harus tetap mendukungnya ya.

Itulah sekilas gambaran mengenai natcos Miss Universe yang selalu ditunggu. Yang jelas, panggung yang cukup luas adalah kunci agar eksekusi natcos bisa berlangsung maksimal. Kejadian pada Miss Universe 2019 semoga tidak sampai terulang karena kasihan para peserta jauh-jauh datang dari negaranya membawa natcos dengan kelebihan biaya bagasi yang tak murah tetapi mereka tak dapat panggung yang semestinya pantas.

 

***

 Sumber:

(1) (2) (3) (4)

15 Comments

  1. Kalau diliat-liat ajang kostum negara ini beneran kostum yang mengangkat isu-isu di negaranya dan hal lainnya yaitu desainer bebas berkreasi sesuka hati ya bang..

    yang kostum indonesia itu walaupun kostumnya begitu, cocok banget sama modelnya ya.. duh jadi ngiler T.T

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya ini ajang buat desainer unjuk gigi
      wkwkwk kok bisa ngiler si

      Delete
  2. kostum Laos sangat attractive.... negara kecil yang mulai menggeliat.
    Tulisan informatif...mantap

    ReplyDelete
  3. wah.....gilaaaakkk keren banget itu yang ngandeng gajah mas krom wekekekek...aslikkkk kalau natcosnya ngaruh di penilaian yakin deh desainere luih pada niat niat kabeh olehe membikinkan sang calon kontestan...lha tapi aku baru paham di kanada ganja uda dilegalkan ya trutama tuk medis ya...

    yup semoga saja apa yang akan dibawakan oleh ayuma wakil negara kita bisa terpresentasikan dengan baik sehingga membawanya menjadi pilihan yuri agar keresahan dunia pendidikan utamanya pedesaan terpencil bisa memperoleh solusi

    eh btw kostum sayap sing ngisor juga apik deng

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau natcos penilaiannya terpisah mbak ga masuk itungan placement
      yang masuk itungan cuma evening gown sama swimsuit

      tapi tetep si dapat kebanggaannya ya dan pada niat niat
      iya kanada dan beberapa negara eropa udah melegalkan ganja
      kita kapan?
      eh...

      iya aku yakin si ayuma bakal kasih kejutan secara biasanya didukung desianer papan atas Indonesua

      oh iya yag singapur bagus si tapi kata banyak orang terhempas sama kostum lain
      tapi emang simpel


      Delete
  4. Keren ya jadi ga sekedar kostum aja tapi ternyata emang ngangkat isu-isu dinegara masing-masing maupun dunia internasional. Salut sama desainer dan semua yang terlibat didalamnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya isu yg diangkat yg up to date

      dan desainernya keren abis emang mbak

      Delete
  5. Gile ya, costum-costum yang dipamerkan gini mempunyai makna dan isu tersendiri ternyata :D

    ReplyDelete
  6. Cakep cakep ya natcos nya apalagi yang dari Laos. Badannya kecil bisa ngandeng gajah begitu.

    Kira kira ayuma akan membawakan kostum apa ya, kalo pakai kostum tentang dunia pendidikan, mungkin sebelumnya baca artikel mas Ikrom.😄

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya apdahal badannya kecil ya bang bisa kuat bawa gajah segede gitu

      maunya si gitu mas tapi biarlah jadi rahasia dulu biar ada kejutan hehe

      Delete
  7. Kostum Kanada keren jg yaa mas. Ganja. Hahahaa.
    Untuk Singapura, awalnya aku bingung. Kenapa ada bendera Korut dan US di sana. Ternyata hooo, mereka yg jadi tempat damainya yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwkw iya makanya pas aku liat pertama juga bingung ini maksudnya apa si oh ternyata begitu

      Delete
  8. Sampai sekarang saya masih belum bisa move on dari natcosnya: Myanmar (boneka wayang), Indonesia (Nadine Chandrawinata) sama Jepang (Kurara Chibana) yg jadi pendekar samurai ... Salah satu, eh salah 3 yg bakalan dikenang ...

    ReplyDelete
Next Post Previous Post