Contoh Pengasuhan Orang Tua dalam Tayangan Film Pendek Vidsee

Salah satu film pendek favorit saya. - Vidsee


Film pendek dari Vidsee masih menjadi salah satu film favorit yang saya lihat.


Selain saya tak punya banyak waktu, ada banyak hikmah dan pelajaran yang bisa saya ambil dari berbagai film tersebut. Salah satu pelajaran yang dapat dijadikan pelajaran adalah mengenai hubungan antara orang tua dengan anak. Hubungan keduanya menjadi salah satu hubungan penting di dalam hidup kita. 

Vidsee dengan apik menampilkan berbagai karya sineas dari Asia untuk bisa diambil pelajaran bagi siapa saja yang menontonnya. Tidak jarang, kisah di dalam film pendek Vidsee tersebut juga disesuaikan dengan kondisi sosial budaya negara asal pembuatan film. Penonton akan lebih bisa memaknai nilai-nilai apa saja yang dianut oleh masyarakat di negara tersebut yang berhubungan dengan pola asuh orang tuanya.

Diantara sekian film pendek Vidsee, ada beberapa film pendek yang begitu mengena di hati saya. Inillah tiga film pendek Vidsee mengenai hubungan antara anak dengan orang tua yang bagi saya cukup bisa dijadikan pelajaran.

In The Middle of Blackhole (Indonesia)

Saya begitu trenyuh melihat film yang dibuat oleh para sineas Indonesia ini. Kisahnya begitu dekat dengan kondisi sosial masyarakat di sekitar saya, terutama dari sebagian anak didik saya. Dari judulnya, sudah terlihat bahwa kisah ini akan penuh dengan kegelapan, kesedihan, dan kekecewaan.

Film ini menceritakan tentang seorang anak SMA bernama Willy yang merupakan anak broken home.Dimulai dari adegan seorang anak yang melamun dengan tatapan hampa dengan backsound suara marah-marah dari seorang ibu. 

Baca juga: Dari Cerita Anak SD yang Menghamili Temannya, Hingga Kisah Penyintas Bunuh Diri, Ini Lima Film Pendek Rekomendasi Liburan

Tak hanya maragh-marah, sang ibu tersebut juga memaki dan mengumpat pada sang anak. Ia juga membandingkan sang anak dengan kakak-kakaknya yang dianggap jauh lebih mandiri, rajin, dan bertanggung jawab. Amarah dari sang ibu meluap lantaran sang anak kerap membolos dan tidak mengerjakan tuga sdari sekolah. 

Willy melakukan mastrubasi untuk menghindari kesepian dan kemarahannya. - Vidsee


Sang anak hanya diam membisu sambil menatap kosong sekelilingnya. Di sekolah, ia juga dimarahi oleh gurunya karena tak memperhatikan pelajaran dan tak mengerjakan tugas. Lagi-lagi, ia juga menatap kosong kondisi di sekitarnya.

Pada adegan selanjutnya, tampak anak tersebut sangat asyik melihat video porno sambil melakukan mastrubasi. Ia tampak menikmati setiap adegan video porno tersebut untuk meredakan ketegangan dan kekecewaan yang ia alami. Kegiatan mastrubasi ini ia lakukan hampir setiap hari. Saat ia dimaki oleh ibu atau dimarahi oleh gurunya, maka saat itu pula ia semakin menikmati kegiatan mastrubasi yang ia lakukan. Akhirnya, puncak dari film ini terjadi saat ia berani memaki guru dan ibunya secara bersamaan.

Film ini diganjar beberapa penghargaan seperti Official Selection Sewon Screening dan Marquee of Main. Sungguh, saya tak bisa berkata-kata lagi jika seorang anak yang sesungguhnya butuh kasih sayang dan perhatian mendapatkan perilaku layaknya sampah. Adegan mastrubasi yang begitu nikmat ia lakukan begitu menggambarkan bahwa ketika seorang anak kesepian, maka ia bisa melaukan apa pun untuk mengindari kesepian itu. Dan yang pasti, film ini membuka mata bagi orang tua agar perhatian pada anaknya dan tidak mudah membandingkan sang anak dengan anak lain.

Open Doors (Singapura)


Seorang anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Demikian cara seseorang memperlakukan orang lain, maka akan ditiru oleh sang anak. Itulah yang saya dapat dari film berjudul Opn Doors ini.

Film garapan sineas Singapura ini begitu apik menggambarkan bagaimana kita sebagai orang tua bisa berhati-hati dalam berucap atau berperilaku terhadap orang lain. Terutama, bagi orang yang dianggap berada di bawah kita. 

Baca juga: Film Enklava, Mekarnya Persahabatan di Tengah Konflik SARA

Film dibuka dengan adegan seorang PRT dari Filipina yang bekerja di sebuah keluarga muda di Singapura. PRT bernama Lisa tersebut awalnya ingin menanyakan haknya yang sudah seharusnya ia dapat. Semisal, kamar istirahat atau waktu cuti. 

Cuplikan film Open Doors. - Vidsee


Sayangnya, apa yang seharusnya ia dapat tidak dipenuhi oleh Serene, sang majikan. Serene menyuruh Lisa bekerja tanpa libur selama 24 jam dan 7 hari seminggu. Ia juga menahan paspor Lisa agar tidak kabur. Lisa pun hanya diberi gudang sebagai tempat tidurnya yang sangat tidak layak.

Berbagai perlakuan tersebut masih membuat Lisa sabar. Namun, pada suatu malam, Lisa tak sengaja menumpahkan kopi ke kertas pekerjaan Serene. Saat itu, Lisa diminta Serene membuatkan kopi apdahal sang PRT sudah tertidur. Amarah Serene memuncak dan mengeluarkan berbagai kalimat tidak pantas.

Beberapa hari kemudian, Serene dipanggil oleh guru June di sekolah. Sang guru memberitahu bahwa June baru saja membuat ulah di sekolah karena mendorong pengasuhnya akibat sang pengasuh tidak sengaja menumpahkan makanan kepadanya.

Sang guru kaget karena selama ini June dikenal sebagai anak baik. Ketika diceritakan oleh snag guru, Serene akhirnya paham apa akar masalahnya. Ia pun memperlakukan PRT-nya dengan baik dan manusiawi. Dari sini kita belajar bahwa ketika kita memperlakukan orang lain denahn buruk, maka akan sangat besar dicontoh oleh anak kecil di sekitar kita.

Home (Malaysia)

Kini, cerita tentang seorang ibu bernama Ah Lian sebagai orang tua tunggal disajikan apik oleh film Home. Film dibuka dengan kegiatan memasak super cepat yang dilakukan oleh Ah Lian. Beberapa saat kemudian, dua anaknya, seorang laki-laki dan perempuan tergesa-gesa mengejar bus sekolah. Ah Lian pun ikut berlari dan memastikan masakannya bisa dibawa anak-anaknya sebagai bekal. 

Cuplikan film Home- Vidsee


Di dalam rumah tersebut, hidup juga seorang neneka tua yang merupakan ibu tiri dari Ah Lian. Mereka tinggal di sebuah rumah bekas rehabilitasi penyakit lepra. Banyak orang menggunjingkan kehidupan mereka. 

Baca juga: Rekomendasi Lima Cerita Anak TVRI Sebagai Hiburan Keluarga

Ah Lian yang awalnya tidak peduli dengan gunjingan para tetangga akhirnya harus menyerah dengan keadaan. Ia begitu terpukul ketika ada seseorang yang akan mengusir mereka dari rumah tersebut. Untunglah, dua anak mereka begitu mengerti keadaan itu. Saat makan bersama, Ah Lian akhirnya bisa menguatkan diri dan akan berusaha mencari jalan keluar agar mereka bisa tetap hidup. Lantas, ke mana mereka akan pindah?

Film ini mengajarkan betapa perjuangan berat seorang ibu. Meski ia tidak sekolah, tidak terdidik, dan memiliki banyak kekurangan, ia tetap menjadi wanita super yang akan berusaha semaksimal mungkin untuk kehidupan anaknya yang lebih baik.

Itula tiga film Vidsee favorit saya tentang hubungan anak dan orang tua. Banyak hikmah yang bisa kita dapat dan kadang kejadian di dalam film tersebut tak jauh dari kehidupan kita sehari-hari.

5 Comments

  1. Sempet liat video yang dia colay itu kmrn di insta story mas ikrom trus kayak... WHEWW.

    Emang kayak gitu lho sebenarnya dunia lelaki pemirsaa

    AHAHHAHAHAHA

    Di youtube mungkin kena sensor ya Mas kalau se frontal2 ini

    ReplyDelete
  2. Aku blm ada yg nonton film2 itu mas, tapi tertarik ama Home, mungkin akan segera nonton.

    ReplyDelete
  3. Hiks menyentuh semua nih filmnya, saya wajib nonton deh, biar bisa belajar terus dan berusaha jadi ibu yang sabar.
    Kayaknya, dari semua yang saya minta dengan sangat, cuman pengen jadi ibu yang sabar dulu, karena ibu yang sabar lebih mudah menjadi ibu yang lebih baik :(

    ReplyDelete
Next Post Previous Post