Sejenak ke Wisata Kuliner Malam Kya Kya Surabaya, Impian Terpendam Menjelajahi Budaya Tionghoa

Wisata Malam Kya Kya Kembang Jepun Surabaya
Wisata Malam Kya Kya Kembang Jepun Surabaya

Setelah vakum selama 14 tahun akhirnya wisata malam Kya Kya Kembang Jepun Suabaya hadir lagi dengan konsep yang berbeda.

Wisata kuliner ini kembali hadir pada pertengahan September 2022 kemarin dan dibuka langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Dengan pembukaan ini, secara otomatis wisata kuliner malam Kya Kya Kembang Jepun bangun kembali dari tidur panjangnya setelah sekian lama. Tentu, hadirnya kembali wisata kuliner malam Kya Kya Kembang Jepun ini begitu dinanti oleh penggila kuliner dan warga Surabaya, termasuk saya sendiri. 

Sempat Vakum 14 Tahun

Saya pertama kali wisata malam Kya Kya Kembang Jepun ini saat masih duduk di bangku SMA, sekitar tahun 2006-2008. Kala itu, saya membaca sebuah rubrik akhir pekan di harian Jawa Pos yang secara khusus mewartakan kegiatan wisata kuliner malam Kya Kya Kembang Jepun.

Wisata Malam Kya Kya Kembang Jepun Surabaya
Gapura Wisata Malam Kya Kya Kembang Jepun Surabaya

Saya penasaran sekali bagaimana keramaian wisata kuliner malam tersebut yang digadang-gadang merupakan wisata kuliner malam terbesar di Indonesia. Saat itu memang belum musim namanya wisata kuliner malam yang menutup sepanjang jalan tertentu. Nah, Kya Kya sudah ada dengan konsep baru kala itu dengan menutup sepanjang Jalan Kembang Jepun Surabaya untuk dijadikan wisata kuliner malam.

Wisata Malam Kya Kya Kembang Jepun Surabaya
Pengunjung berfoto di depan ikon Kya Kya

Dalam rubrik khusus di harian Jawa Pos yang tayang setiap hari minggu tersebut, dipaparkan secara asyik bagaimana stand stand makanan yang tertata rapi dengan arsitektur bangunan Tiongkok yang khas. Di sepanjang Jalan Kembang Jepun, tampak pula berbagai hiasan khas Tionghoa yang membuat semarak. Ada juga beberapa pertunjukan khas Tionghoa yang disajikan sepanjang gelaran kuliner malam Kya Kya Kembang Jepun ini. Melihat berbagai kemeriahan itu, saya sungguh tertarik.

Wisata Malam Kya Kya Kembang Jepun Surabaya
Pasar Terang, bangunan ikonik Kya Kya

Sayang, wisata kuliner malam Kya Kya Kembang Jepun ini mati suri sejak 2008. Praktis, keberadaanya hanya berlangsung selama 5 tahun sejak 2003. Padahal, pada dua tahun awal keberadaannya, wisata mala mini begitu banyak diminati. Untuk skala jumlah pengunjung kala itu, wisata kuliner malam Kya Kya terhitung sangat ramai. Bahkan, beberapa media asing meliput wisata ini dan menempatkannya sebagai salah satu destinasi malam terbaik di Asia Tenggara.

Baca juga: Car Freeday Jalan Ijen Malang Hadir Lagi

Selama 14 tahun vakum, sebenarnya sudah ada usaha untuk menghidupkan wisata malam Kya Kya ini. Hanya saja, usaha-usaha tersebut terkendala banyak hal diantaranya pandemi covid-19 kemarin. Nah akhirnya, setelah  vakum selama 14 tahun, wisata kuliner malam Kya Kya Kembang Jepun Surabaya kembali hadir.

Naik Suroboyo Bus ke Kya Kya Kembang Jepun

Rasa penasaran saya baru terbayar dua minggu kemarin. Saat itu, rekan saya yang memberi tebengan mengajak saya jalan-jalan ke Royal Plaza dan Tunjungan Plaza. Namun, saya memilih hanya pergi ke Royal Plaza saja untuk makan sore karena saya tak mau GERD saya kambuh. Saya memutuskan untuk berjalan-jalan ke wisata kuliner malam Kya Kya Kembang Jepun sendirian. Nanti, barulah kita bertemu di sekitar Jalan Tunjungan.

Wisata Malam Kya Kya Kembang Jepun Surabaya
Stan makanan yang didesain khas Tiongkok

Saya pun naik Suroboyo Bus rute R1 dan R2 yang berjalan dari arah Terminal Bungurasih. Tinggal berjalan kaki ke tepi jalan raya dari dalam Royal Plaza, saya sudah sampai di halte Suroboyo Bus. Tak perlu waktu lama, bus yang saya tunggu pun tiba. Untunglah, kondisi bus tak terlalu penuh meski cukup ramai. Jadi, saya bisa duduk dengan nyaman sambil menikmati pemandangan.

Wisata Malam Kya Kya Kembang Jepun Surabaya
Pengunjung makin ramai

Saya turun di Halte Jembatan Merah. Halte ini berada sekitar 200 meter dari Jembatan Merah atau sekitar 400 meter dari pintu masuk wisata malam Kya Kya Kembang Jepun. Jadi, saya tinggal berjalan kaki sebentar sembari ditawari oleh para tukang becak untuk diantarkan ke sana. Tentu, saya menolaknya dengan halus karena jaraknya masih dekat menurut saya.

Baca juga: Menikamti Senja di Angkringan Mas Bagong Tugu Jogja

Pengunjung yang Ramai

Saya tiba di pintu masuk wisata malam Kya Kya Kembang Jepun ditemani ratusan orang yang juga mulai berdatangan dari berbagai penjuru Surabaya. Mereka berkumpul dan tumpek blek di Jalan Kembang Jepun untuk sejenak rehat dari aktivitas di Kota Pahlawan itu. Walau kini Surabaya mulai mengembangkan wisata alam, akan tetapi harus diakui untuk healing di Surabaya pilihannya hanya dua: ngemall atau berwisata kuliner.  

Wisata Malam Kya Kya Kembang Jepun Surabaya
Menikmati santapan di tengah jalan

Makanya, event Kya Kya Kembang Jepun yang hadir hanya tiap akhir pekan ini begitu dimanfaatkan oleh warga Surabaya. Tampak parkiran motor penuh pun demikian dengan parkiran mobil. Andai saja pihak Pemkot Surabaya mau memfasilitasi angkutan umum hingga malam, tentu akan lebih banyak warga Surabaya datang ke sana naik Suroboyo Bus.

Wisata Malam Kya Kya Kembang Jepun Surabaya
Penjual hot plate yang diserbu pengunjung.

Saya disambut oleh pedagang pangsit mie ayam jamur yang baunya sungguh menggoda selera. Kalau tak ingat baru makan, bisa jadi saya langsung membelinya. Ada juga penjualnasi goreng berbagai varian yang sungguh menggugah selera. Saya memutuskan untuk menahan nafsu makan dengan berkeliling menikmati kemeriahan Kya Kya Kembang Jepun ini.

Wisata Malam Kya Kya Kembang Jepun Surabaya
Lampion yang membuat semangat mmebara
 

Di persimpangan antara Jalan Kembang Jepun dan Jalan Kali Malang, tampak sebuah ikon berupa dinding bercat rumah khas Tionghoa ramai dipadati oleh para pengunjung. Mereka seakan ingin mengabadikan momen layaknya di negeri Tirai Bambu. Beberapa diantaranya bahkan datang bersama satu keluarga besar dan langsung melakukan wefie. 

Baca juga: Rumah Makan New York Keprabon Solo, Pilih Lauk Sesukanya

Kebahagiaan pun terpancar dari raut wajah mereka. Kapan lagi bisa menghabiskan hari yang menyenangkan di Surabaya?

Di dekatnya, tampak petugas Satpol PP yang mengawasi jalannya perhelatan mingguan tersebut. Minimal, tidak ada PKL yang berjualan di kawasan Kembang Jepun yang dikhususkan bagi para penyewa stand, Meski begitu, mengikuti adagium ada gula ada semut, tentu masih banyak pedagang yang menjajakan dagangan di luar kawasan Kembang Jepun.

Konsep Baru Dibutuhkan

Saya melanjutkan perjalanan dengan menikmati lampion yang menggantung di atas Jalan Kembang Jepun. Penataan lampion tersebut cukup apik dengan pola diagonal diselingi lampion berbentuk naga api. Semuanya tampak menyala dan membuat semangat pengunjung untuk makan, makan, dan makan.

Wisata Malam Kya Kya Kembang Jepun Surabaya
Narsis lagi
 

Bicara makan, eh di depan mata saya berjejer pedagang hot plalte yang menggugah rasa. Bau barbeque dan bumbu dabu-dabu begitu menusuk hidung. Duh sayang, saya tak mendapatkan kursi kosong di dekatnya. Pun demikian antrean mengular yang cukup panjang membuat saya menguurngkan niat untuk makan ronde kelima. Lebih baik membeli makanan yang sudah tersaji demi mempercepat waktu tunggu.

Wisata Malam Kya Kya Kembang Jepun Surabaya
Pedagang ayam bakar yang juga ramai.

Setelah memilih dan memilah, akhirnya saya membeli bakpao isi pandan dan ayam jamur. Bakpao hangat ini saya santap ketika saya mendpaatkan satu buah kursi kosong di pinggir jalan. Di sana, beberapa pengunjung yang tak dapat kursi di tengah jalan bisa memanfaatkan kursi tersebut. Memang, pengelola wisata malam Kya Kya Kembang Jepun memasang banyak kursi di tengah jalan.

Wisata Malam Kya Kya Kembang Jepun Surabaya
Saya makan bakpao saja
 

Jadi, setelah pengunjung memesan makanan, mereka bisa makan di tengah jalan sambil beratapkan lampion hias. Sayang, jumlah kursi tak sebanyak jumlah pengunjung yang amat banyak. pengelola pun menambah kursi di pinggir jalan dan depan toko yang sudah tutup walau jumlahnya masih juga kurang.

Wisata Malam Kya Kya Kembang Jepun Surabaya
Pengunjung makan di depan toko yang tutup.

Walau demikian, saya sangat senang dengan ketetiban para pengunjung Kya Kya ini. Mereka akan langsung pindah ketika makanan yang dimakan habis. Tindakan sederhana ini sangat membantu kelancaran berwisata. Sadar diri dan tidak egois adalah kunci.

Wisata Malam Kya Kya Kembang Jepun Surabaya
Para pengunjung yang memadati tempat atraksi

Agar tidak lagi mati suri, wisata malam Kya Kya kudu banyak memiliki banyak terobosan. Mulai menggelar pertunjukan, lomba, atau pun lainnya. Yang jelas, euforia ini pasti akan mengalami seuatu titik kejenuhan. Tinggal bagaimana pengelola mampu berinisiatif agar kejenuhan tersebut tak lagi mematikan Kya Kya.  

2 Comments

  1. Namanya berbau Jepang, tapi ternyata kulinernya dan design banyak ala Tionghoa ya mas

    Aku sukaaaa warna2 nyaa. Ceria banget kesannya. Merah pula ❤️.

    Aku kirain tadi sempet mati suri Krn pandemi, tapi ternyata udh dari 2008 Yaa. Syukurlah udh dijalanin lagi. Baguus event kayak begini

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya dulu aku ngiranya jepang jepangan mbak ternyata malah khas tionghoa

      Delete
Next Post Previous Post